Tampilkan postingan dengan label Quotes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Quotes. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 September 2017

Ja(t)uh - Azhar Nurun Ala

Berhenti di sana. Jangan lagi kamu berjalan meski pelan-pelan. Aku takut ketika kamu jatuh, tanganku belum siap di sana untuk menangkapmu. Jadi tunggu dulu.

Tunggu. Sampai mulutku tidak lagi gagu. Sampai bicaraku lancar tanpa harus fokus pada jantung yang dengan cepat  berdebar. Aku tidak akan mengatakan kata-kata yang diucapkan kebanyakan orang. Pasaran. Bualan. Jadi biarkan aku berkreasi sambil membaca situasi, dan selama itu, silakan kamu menunggu.

Kamu selalu bertanya dalam hati: ‘Sampai kapan?’

Sampai kamu mengerti.

Mengerti bahwa matahari tiada pernah membenci bumi, ia hanya tidak ingin menyakiti. Kata yang satu tidak pernah membenci kata yang lain, mereka hanya ingin ada jeda, supaya mereka punya makna. Pucuk pohon tak pernah membenci akar, mereka hanya ingin bersinergi untuk menjadi berdaya.

Jarak  dicipta, tiada lain agar ia punya makna. Maka stop. Berhentilah di sana.

Adanya rasa bukan untuk diterka, jadi biarlah ia tetap indah sebagai sesuatu yang tidak disangka. Suka tidak suka.

: untuk kamu yang percaya bahwa jarak dicipta agar rindu tetap hidup tanpa pernah redup

dalam buku Ja(t)uh, 2013
FB : Azhar Nurun Ala


Jum'at 29 September 2017
07.20



Senin, 25 September 2017

Suatu ketidakpastian pun adalah kepastian, benar ?


"Tidak ada kabar adalah kabar, yaitu kabar tidak ada kabar.
Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian tidak ada kepastian."
Tere Liye

Benar ?
Iya benar bagiku..
Menunggu itu pilihan
Kecewa itu manusiawi
Dan menerima dengan ikhlas itu harus terselip diantara nya, walau ikhlas tidak langsung hadir saat kecewa menyapa ~
Tapi percayalah, waktu akan menyembuhkan dikala kau yakin rencana Allah itu Indah untukmu

26.9.17
6.14




Selasa, 06 Oktober 2015

Minggu, 21 Juni 2015

Sepotong Hati yang Baru Quotes

Kita punya sepotong hati bukan?

Satu-satunya.

Lantas bagaimana kalau hati itu terluka?
Disakiti justru oleh orang yang kita cintai?
Aduh, apakah kita bisa mengobatinya?
Apakah luka itu bisa pulih, tanpa bekas?
Atau jangan-jangan,
kita harus menggantinya dengan sepotong hati yang baru?

Lantas apakah tetap cinta namanya meski telah kehilangan kepercayaan dan komitmen? Apakah kita bersedia mengorbankan cinta demi kepentingan yang lebih besar , atau tetap dengan ego demi kebahagiaan sendiri? Ada banyak pertanyaan tentang sepotong hati ini.

Maka , semoga datanglah pemahaman baik itu. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah special. Sama spesialnya dengan milik kita. Tidak peduli sesederhana apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman yang baik



*************************

“Cinta bukan sekedar memaafkan. cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. cinta adalah harga diri. cinta adalah rasionalitas sempurna.


Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. tidak lebih, tidak kurang”


*************************

“Kau tidak harus minta maaf. Meskipun seharusnya kau tahu, sehari setelah kau memutuskan pergi, aku telah membujuk hatiku agar tegar. Tetapi percuma. Menyakitkan. Semua itu membuat sesak. Kalimat itu mungkin benar, ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu. Alysa, kau pergi. Dan kau bahkan membawa lebih dari separuh hatiku.”



june 21 2015